TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengembang properti Arrayan Group telah menjual 500 unit Socia Garden di Karawang, Jawa Barat dalam waktu yang singkat.
Proses pemasarannya dilakukan dalam dua tahap, di mana pada tahap pertama ditawarkan 367 unit dan pada tahap kedua 112 unit.
Commercial & Retail Marketing Director Arrayan Group, Stephanie Nany Ratnawati menjelaskan, pada tahap kedua, calon pembeli tidak hanya bisa memilih unit yang inginkan, tetapi juga bisa langsung melakukan akad.
“Harga rumah mulai dari Rp 400 jutaan per unit. Kami optimistis keseluruhan hunian maupun ruko Socia Garden Karawang sebanyak 1.000 unit akan terjual habis di tahun ini,” kata Stephanie dikutip Minggu (19/5/2025).
Adapun Ruko Socia Walk di kawasan tersebut dilepas di harga Rp 1,5 miliar per unit. “Kami membuka kesempatan bagi para investor untuk membuka usaha di lahan kavling komersial,” kata Stephanie.
Di sisi lain, sebagai bentuk apresiasi kepada konsumen, Arrayan Group mengadakan acara senam aerobik Tabata HIIT Workout secara massal dan gratis di area Marketing Gallery Socia Garden pada akhir pekan lalu.
Optimistis Penjualan Naik
Sementara itu, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat Norman Nurdjaman optimis sektor properti akan tetap tumbuh di tahun ini meski akan ada berbagai tantangan.
REI Jabar berharap tahun ini pihaknya mendapat alokasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) lebih besar dari sebelumnya.
Seperti diketahui, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dipastikan masih akan menyalurkan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) dengan skema lama, yakni 75 persen bersumber dari APBN dan sisanya 25 persen dari bank pelaksana.
“Untuk Jabar, pada 2024 sebenarnya kita kekurangan FLPP. Secara nasional kuota FLPP 300 ribu, dan pencapaian di Jabar hanya 30 persennya dari pencapaian nasional,” kata Norman Nurdjaman, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pasar Properti Masih Menantang, 959 Unit Apartemen Mahasiswa di Malang Terjual Habis
Menurutnya, pada penjualan rumah komersial pada 2024 lalu justru mengalami penurunan hingga 30 persen.
Kondisi ini menurut dia sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang ditandai dengan beberapa kali deflasi terjadi di Jawa Barat secara month-to-month.
“Deflasi yang terjadi sepanjang 2024 berdampak besar pada sektor properti. Properti komersial mengalami penurunan penjualan hingga 30 persen. Sementara perumahan subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, terhambat oleh keterbatasan kuota,” katanya.